Air PAM Jaya Tak Mengalir, Warga Kapuk Muara Terpaksa Patungan Demi Seteguk Air Bersih

Pemerintahan27 Dilihat
banner 468x60

INEWSFAKTA.COM | Jakarta – 20 Juli 2025 di Kapuk Muara Penjaringan Di tengah panas menyengat dan kesibukan ibu kota, warga Kapuk Muara, Penjaringan, Jakarta Utara, harus menjalani hari-hari tanpa air bersih. Sudah hampir seminggu, aliran air dari PAM Jay terhenti total, tanpa pemberitahuan, tanpa solusi. Yang tersisa hanya ember-ember kosong dan wajah-wajah letih.

Di lorong-lorong sempit kawasan padat itu, jeriken kosong berdiri berjejer. Anak-anak kecil bermain dengan kaki kotor karena tak ada air untuk mencuci. Ibu-ibu harus menakar air sisa untuk memasak atau sekadar membasuh tubuh. Bagi mereka, air bukan lagi sekadar kebutuhan — tapi harapan yang makin tipis.

banner 336x280

“Air itu sekarang jadi barang mewah. Mandi pun gantian, kadang cuma disiram pakai satu gayung,” ucap Bu Yuli, seorang ibu tiga anak, matanya mulai berkaca-kaca.

Lelah menunggu janji dan tanggapan dari pihak PAM Jay yang tak kunjung datang, warga pun mengambil langkah sendiri. Mereka berkumpul, berdiskusi, lalu sepakat untuk patungan menyewa mobil tangki air. Dari uang seribuan hingga puluhan ribu rupiah dikumpulkan — bukan karena mampu, tapi karena tak ada pilihan lain.

“Kami ini bukan tak mau bayar. Tapi airnya nggak ada. Anak-anak saya mulai gatal-gatal karena nggak bisa bersih. Ya Allah, berat sekali rasanya,” kata Pak Agus. Yang profesi pejual nasi uduk depan waduk sambil membantu membagi air dari tangki ke ember-ember warga.

Malam hari, suara tangisan anak bercampur dengan bunyi ember ditarik dan jeriken diseret. Beberapa warga bahkan terpaksa menumpang mandi ke rumah sanak saudara di daerah lain. Mereka tak menuntut mewah, hanya ingin bisa hidup layak — dengan air bersih.

Sampai saat ini, belum ada keterangan resmi dari PAM Jay. Yang ada hanya diam, dan penderitaan yang tak terlihat dari balik laporan kantor.

Warga Kapuk Muara hanya berharap, di tengah hiruk-pikuk pembangunan kota, mereka tak dilupakan. Karena di balik dinding rumah sempit itu, ada ibu yang menggendong anaknya sambil menenangkan lapar dan haus — bukan karena tak punya uang, tapi karena tak ada air.

(red)

banner 336x280

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *