DEINDONESIANISASI: Ketika Kekuasaan Membungkam Rakyat dan Nurani Bangsa

EKONOMI95 Dilihat
banner 468x60

INEWSFAKTA.COM | Jakarta – CEO Nusantara Centre, Yudhie Haryono, kembali menyampaikan kritik keras terhadap situasi sosial-politik Indonesia saat ini. Dalam refleksi mendalam berjudul “Deindonesianisasi”, ia menyoroti memburuknya relasi antara rakyat dan kekuasaan, terutama ketika aparat negara berpihak pada kepentingan oligarki dan bukan pada aspirasi rakyat. Selasa 24 Juni 2025.

Yudhie menggambarkan tragedi pengamanan proyek di Pulau Rempang sebagai simbol paling nyata dari sikap represif negara terhadap warganya sendiri. “Jika serdadu telah memilih berdiri bersama oligarki,” tulisnya, “maka kita sebenarnya sedang hidup di bawah imperium selokan.”

banner 336x280

Tak hanya menyentil aparat, Yudhie juga mengkritik para intelektual yang kehilangan keberpihakan sosial. “Ketika ilmuwan justru merasionalisasi kejahatan negara demi rupiah dan sego (nasi), maka bangsa ini sudah di ambang jahanam,” tegasnya.

Dalam keterbatasan ruang demokrasi yang semakin menyempit, Yudhie memilih menyampaikan kegelisahannya melalui puisi. Ia menulis:

> “Tuhanku kini seperti Indonesiaku: bisu, tuli, buta terhadap derita dan cinta yang kupanjatkan.”

 

Ia mengibaratkan kondisi Indonesia saat ini sebagai negeri yang memuja uang dan menista pikiran, bangsa yang mengaku menjunjung Pancasila tapi berperilaku sebaliknya, dan sistem politik yang justru melanggengkan partai terkorup sebagai pemenang pemilu.

Melalui seruan ini, Yudhie juga menyerukan perlunya “wahyu keprabon”—sebuah kebangkitan kepemimpinan spiritual yang selaras dengan nilai-nilai rakyat dan semesta. Ia mengutip ajaran kuno nusantara:

> “Suwung ing pamrih, tebih ajrih, rame ing gawe.”
(Tanpa pamrih, tanpa takut, giat bekerja.)

 

Seruan Aksi: Gotong Royong Nasional

Sebagai penutup, Yudhie menyerukan gerakan gotong royong kolektif lintas elemen bangsa—baik lewat gagasan, tenaga, maupun dukungan sumber daya—untuk mengawal arus balik menuju tatanan yang adil, sehat, dan bermartabat.

> “Kita tak boleh menjadi Maling Kundang yang dikutuk sejarah. Mari songsong kembali semangat Indonesia sejati. Jangan biarkan bangsa ini ditelan deindonesianisasi.”

 

Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Yohan Yudistira
Koordinator Liputan Nasional
📞 +62-8xxx-xxxx-xxxx
📧 press@nusantaracentre.or.id

banner 336x280

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *