INEWSFAKTA.COM | Jakarta, 6 Oktober 2025 – Kasus dugaan intimidasi terhadap warga di kawasan Jl. Kramat Jaya Baru Blok H 2/423, Johar Baru, Jakarta Pusat, kembali mencuat. Aksi kekerasan dan pengrusakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengaku mewakili Yayasan Sosial Kesehatan Kristen (YSKK), kini menyeret nama Pdt. Jacklevyn Frits Manuputty, Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI).
Berdasarkan data resmi Kemenkumham, nama Jacklevyn Frits Manuputty tercatat sebagai Ketua Yayasan Sosial Kesehatan Kristen, lembaga yang disebut-sebut menjadi payung hukum bagi sejumlah aktivitas sosial. Namun, warga sekitar mengaku tidak pernah melihat adanya kegiatan sosial yang dijalankan yayasan tersebut di wilayah Johar Baru.
Fakta di lapangan menunjukkan justru sebaliknya, aksi intimidasi, pengrusakan, dan pengusiran terhadap warga yang mengelola lahan sengketa tersebut.
Salah satu korban, Haposan (61), menuturkan bahwa sejak Juli 2025, dirinya dan istrinya terus mendapat tekanan dari oknum yang mengaku utusan yayasan.
“Kami diintimidasi dan diusir oleh orang-orang yang menerima kuasa dari PS Jemmy Mokolensang, selaku Wakil Ketua Yayasan Sosial Kesehatan Kristen, yang mengaku bertindak untuk dan atas nama yayasan itu,” ujar Haposan dengan nada pilu.
“Bahkan, kaca rumah kami dipecahkan, listrik dicabut, sampai diteror supaya kami meninggalkan tanah ini. Kami hanya ingin hidup tenang,” lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.
Dugaan keterlibatan juga mengarah kepada August Perri Inkiriwang, yang disebut sebagai salah satu pelaku lapangan. Perri diduga mengoordinir massa dan melakukan tindakan pengrusakan fasilitas, bahkan memimpin pasukan untuk mengambil alih dan mengusir para lansia dari tempat tinggalnya.
“Mereka mengaku mendapat perintah dari Yayasan Sosial Kesehatan Kristen,” pungkas haposan.
Sementara itu, pengacara korban, Jonny Kristian Sirait, S.H., S.I.Kom., M.Th, menegaskan pihaknya sudah menempuh jalur hukum, baik perdata maupun pidana.
“Kami sudah melakukan gugatan ke pengadilan. Tapi yang lebih menyedihkan, banyak oknum yang mengaku bagian dari yayasan, padahal yayasan itu tak punya aktivitas sosial yang nyata. Tiba-tiba datang melakukan upaya pengusiran terhadap klien saya,” tegas Jonny.
“Padahal, seharusnya yayasan sosial Kristen justru mencerminkan nilai-nilai kasih dan kemanusiaan, bukan melakukan keonaran dan intimidasi seperti ini,” tambahnya.
Kasus ini menjadi sorotan karena nama Jacklevyn Frits Manuputty yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PGI turut tercatat sebagai pimpinan yayasan tersebut. Padahal, dalam slogan resminya, PGI menegaskan panggilan hidup untuk menjadi “terang yang membuahkan kebaikan, keadilan, dan kebenaran.”
Ironisnya, lembaga yang seharusnya menjadi perpanjangan tangan dari nilai-nilai Kristiani tersebut justru diduga melibatkan orang-orang yang menebar ketakutan di tengah masyarakat kecil.
PGI dalam tujuan selalu menyerukan perjuangan untuk pemenuhan keadilan dan perdamaian. Namun fakta di lapangan menunjukkan kontras yang mencolok: ada warga lanjut usia yang justru kehilangan rasa aman di bawah nama lembaga yang membawa embel-embel “Kristen” dan “sosial.”
Kasus ini kini menjadi perhatian publik, khususnya umat Kristiani yang merasa prihatin atas tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pihak yang mengaku membawa nama gereja dan yayasan sosial.
“Kami berharap PGI dan Ketua Umumnya segera memberikan klarifikasi terbuka. Karena tindakan oknum yang mengatasnamakan kasih, tapi menebar teror, sangat melukai hati umat,” tutup Jonny.
(red/tim)