PPSU kel. Pademangan Barat, Mengolah Sampah Organik Menjadi Kompos

Berita127 Dilihat
banner 468x60

INEWSFAKTA.COM | Jakarta – Sampah organik sebagai bagian dari sampah rumah tangga membutuhkan pengelolaan yang tepat agar tidak berdampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan. Pengelolaan sampah organik yang tepat akan memberikan manfaat untuk masyarakat dan lingkungan. Purwanto ketua tim PPSU wilayah RW, 02-03. mengatakan, kami di tugaskan untuk memilah sampah sisa sayuran dan buah buahan di pasar tradisional Ex. Ju. 41.Jalan Hidup baru.

Sugiharjo Timbo Lurah pademangan Barat, Jumat (11/4/2025), menyatakan bahwa, sampah organik (degradable) adalah sampah yang bisa mengalami pelapukan (dekomposisi) dan terurai menjadi bahan yang lebih kecil dan tidak berbau.Menurutnya bahwa sampah organik dapat digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Sampah Organik Basah

banner 336x280

Sampah organik basah adalah sampah organik yang banyak mengandung air, contohnya sisa sayur, kulit buah, buah busuk dan ampas teh/kopi.

2. Sampah Organik Kering

Sampah organik kering adalah sampah organik yang sedikit mengandung air, contohnya kayu, ranting pohon dan daun-daun kering.

Sampah organik basah yang mengandung banyak air akan lebih berbau daripada sampah organik kering. Selain itu, sampah organik basah yang mengandung banyak air akan lebih banyak memiliki mikroorganisme daripada sampah organik kering. Sehingga sampah organik basah cenderung lebih cepat terurai dibandingkan dengan sampah organik kering. Tetapi, sampah organik basah dan sampah organik kering dapat diolah menjadi kompos.

A. Definisi Kompos

Kompos adalah senyawa organik yang telah terurai dan didaur ulang sebagai pupuk dan dapat berperan sebagai agen yang mampu mengubah fisio-kimia tanah. Kompos berasal dari kumpulan senyawa organik yang telah membusuk, misalnya sampah rumah tangga, padi dan berbagai macam sampah agrikultur lain (Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian Republik Indonesia.)

Pupuk kompos adalah pupuk yang dihasilkan dari pelapukan bahan organik melalui proses biologis dengan bantuan organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Mikroorganisme dekomposer bisa berupa bakteri atau jamur. Sedangkan makroorganisme dekomposer yang paling populer adalah cacing tanah. Berbagai varian dekomposer beserta metode pembuatannya banyak ditemukan. Sehingga pupuk kompos yang dihasilkan banyak ragamnya, misalnya pupuk bokashi, vermikompos, pupuk organik cair dan pupuk organik tablet. Pupuk kompos bisa dibuat dengan mudah, bisa dibuat sendiri dari limbah rumah tangga, seperti pupuk bokashi.

B. Kandungan Unsur Hara Kompos

Kandungan unsur hara didalam kompos cukup lengkap, meliputi unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mg, S) dan unsur hara mikro (Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B) yang sangat diperlukan tanaman. Namun kandungan unsur hara tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan kandungan unsur hara tertentu yang terdapat pada pupuk kimia buatan. Oleh karena itu, aplikasi kompos biasanya diperlukan dalam jumlah yang banyak. Selain kandungan unsur hara, keunggulan lain kompos adalah kandungan senyawa organik, seperti asam humat dan asam sulfat yang bermanfaat untuk memacu pertumbuhan tanaman.

 

(red/Maya)

banner 336x280

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *