INEWSFAKTA.COM | Kabupaten Bekasi –
Ketika sebagian besar limbah rambut berakhir di tempat sampah, tim inovator PT Pertamina EP Zona 7 Tambun Field justru melihat peluang teknologi di baliknya. Dari hasil riset internal, mereka berhasil menciptakan larutan antikorosi organik berbasis ekstrak rambut manusia yang diberi nama PECOSTRAND — singkatan dari Pertamina Eco Strand.
Inovasi ini bukan sekadar eksperimen laboratorium. Di lapangan, PECOSTRAND terbukti mampu mencegah kerugian hingga Rp1,6 miliar akibat korosi yang menyebabkan penyumbatan sistem pendingin kompresor gas dan berpotensi menghentikan operasi kompresor.
Menurut Tambun Senior Manager, Totok Parafianto, keberhasilan ini menunjukkan pentingnya inovasi berbasis permasalahan faktual. “Inovasi yang baik harus berangkat dari data dan kondisi lapangan. Nilai tambah yang dihasilkan harus terukur, baik dari aspek teknis, ekonomi, maupun lingkungan,” ujarnya.
Berdasarkan hasil uji laboratorium dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, PECOSTRAND memiliki performa hingga 91% dari bahan kimia konvensional dan dinyatakan tidak mencemari lingkungan. Artinya, efisiensi biaya dapat dicapai tanpa mengorbankan aspek keberlanjutan.
Michael Indra Gunawan, ketua tim PCP Informasi Tambun Field, menjelaskan bahwa gagasan ini lahir dari rasa ingin tahu dan kepedulian terhadap limbah manusia sehari-hari. “Kami ingin menunjukkan bahwa teknologi hijau bisa hadir dari hal yang sederhana. Rambut yang dulu dianggap sampah kini bertransformasi menjadi pelindung logam bernilai tinggi,” ujarnya.
Sejak diimplementasikan pada Mei 2025, PECOSTRAND mulai dilirik sejumlah perusahaan lain seperti PT BBWM dan PT EHK untuk diterapkan pada fasilitas industri mereka. General Manager Pertamina EP Zona 7, Afwan Daroni, menegaskan bahwa inovasi ini sejalan dengan strategi operational excellence dan sustainability roadmap perusahaan.
Dengan pendekatan ilmiah, kreativitas, dan kepedulian lingkungan, Tambun Field telah membuktikan bahwa inovasi lokal bisa menjadi solusi global dalam menjaga keandalan operasi migas nasional.
(red/Nanang)